Rabu, 02 Oktober 2013

Struktur dan Fungsi Jaringan

Ketika saya menulis tentang sel, pada artikel Struktur dan Fungsi Sel, kita dapat melihat bahwa memahami sel dapat menggunakan cara yang sama dengan memahami organ tubuh manusia dalam pelajaran biologi. Sel sendiri secara utuh memiliki beberapa jenis struktur dan fungsi yang berbeda. Berikut ini adalah konsep dasar yang harus dipahami sebelum kita membahasnya lebih lanjut:
  1. Sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan.
  2. Jaringan-jaringan dengan struktur dan fungsi yang berbeda akan membentuk dan bekerjasama menjalankan fungsi organ.
  3. Organ-organ dengan struktur dan fungsi yang berbeda akan bekerjasama menjalankan fungsi sistem organ.
  4. Sistem-sistem organ dengan fungsi yang berbeda akan bekerjasama memenuhi ciri-ciri kehidupan manusia.
Untuk menjelaskan jaringan, penting untuk mengetahui jenis-jenis sel berdasarkan struktur dan fungsi jaringan. Sel terbagi atas 2 jenis, yaitu: 1) sel-sel pada jaringan epitel; dan 2) sel-sel pada jaringan ikat. Jaringan ikat sendiri dibagi menjadi jaringan konektif (generalized) dan suportif (specialized). Penamaan untuk jaringan ikat sendiri agak rancu karena kata ‘ikat’ dan ‘konektif’ bermakna sama. Jadi, jaringan konektif yang dimaksud adalah jaringan ikat secara umum (generalized) yang tersebar banyak di seluruh tubuh tanpa fungsi khusus selain mengikat jaringan lainnya. Namun, ada beberapa jaringan ikat tertentu yang memiliki fungsi khusus (specialized) untuk mendukung proses-proses di dalam tubuh. Jaringan suportif ini diturunkan dari bagian embrio (bakal janin manusia) yang sama dengan jaringan ikat. Itulah sebabnya, jaringan suportif dimasukkan ke dalam klasifikasi jaringan ikat.
Epitelium adalah satu atau beberapa lapisan yang disusun oleh  beberapa sel yang melapisi permukaan tubuh atau permukaan rongga di dalam tubuh, baik berupa dinding bagian dalam saluran maupun bagian dalam rongga kelenjar. Sel-sel pada jaringan epitel diklasifikasikan lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jumlah lapisan, bentuk, dan spesialisasi, yang dijabarkan seperti di bawah ini:
1)      Sel epitel selapis (unilaminar/non-stratifikatum)
  1. Skuamosa, berbentuk pipih
  2. Kuboid, berbentuk seperti kubus
  3. Kolumner, berbentuk seperti balok
  4. Spesialisasi:
  • Bersilia: memiliki rambut silia
  • Sekretorik: mampu menghasilkan sekret (lendir)
  • Dengan mikrovili: memiliki lekukan-lekukan kecil (brush border)
  • Psedostratifikatum: selapis tetapi terkesan berlapis-lapis
2)      Sel epitel berlapis-lapis (multilaminar/stratifikatum)
Ada pula beberapa sel yang merupakan turunan (derivat) dari epitel. Beberapa bahkan diklasifikasikan terpisah di luar dari epitel. Berikut ini adalah derivat dari epitel:
  1. Multiseluler, terdapat pada kelenjar-kelenjar eksokrin maupun endokrin
  2. Struktur sensorik, misalnya indera peraba dan pengecap
  3. Bakal gigi (tooth germ)
  4. Jaringan saraf, sering diklasifikasi terpisah tetapi banyak karakteristiknya berasal dari jaringan epitel
  5. Epitelium seminiferus, terdapat pada testis


Sel-sel epitel yang melapisi dinding dalam rongga tubuh juga disebut sebagai mesotelium, misalkan seperti rongga perut (peritoneum), permukaan jantung (perikardium), atau permukaan paru (pleura). Sel-sel epitel yang melapisi dinding dalam saluran pembuluh darah disebut sebagai endotelium karena memiliki keunikan tersendiri yang berperan pada banyak penyakit.
Jaringan konektif (ikat) tidak memiliki fungsi khusus seperti epitel selain hanya mengikat jaringan lainnya agar intak (menyatu). Jaringan konektif terdiri atas sel-sel residen (bertempat tinggal) berupa fibroblas (sel penghasil fiber), adiposit (sel lemak), dan sel stem mesenkimal (bakal dari 2 sel residen yang disebutkan sebelumnya). Komposisi sel-sel tersebut di dalam jaringan ikat berbeda-beda. Karena setiap bagian tubuh memiliki kebutuhan ‘pengikatan’ yang berbeda, maka jaringan ikat diklasifikasikan berdasarkan komposisi sel residen, pola konsentrasi, susunan, dan tipe fiber dan matriks (ruangan) di antara fiber (interfibrillar matrix), yaitu:
1)      Jaringan ikat irreguler
  1. Jaringan ikat longgar, terdiri atas fiber elastin dan kolagen tipis yang mengikat kuat tetapi elastis, disertai oleh matriks antar fiber berbentuk semi-cairan. Terdapat pada daerah tubuh yang memerlukan elastisitas tinggi. Contohnya, di submukosa (di bawah selaput lendir) atau di subkutan (di bawah kulit) tertentu. Sangat sedikit mengandung adiposit.
  2. Jaringan ikat padat, terdiri atas fiber kolagen tebal yang membentuk anyaman di antara matriks antar fiber. Terdapat pada daerah tubuh yang mendapat tempaan berat secara mekanis (mechanical stress). Contohnya, pada lapisan retikular dermis (lapisan kedua kulit di bawah epidermis), sarung otot dan saraf, sarung organ lainnya.
  3. Jaringan lemak, terdiri atas kumpulan adiposit dan terbagi menjadi lobula-lobula (kumpulan) oleh sekat fiber. Terdapat di subkutan yang distribusinya berbeda sesuai jenis kelamin. Berfungsi menyimpan lemak sebagai cadangan energi, insulasi panas (menjaga kehangatan tubuh), dan menyerap tekanan mekanik, seperti pantat, tumit, dan telapak tangan.
2)      Jaringan ikat reguler, terdiri atas fiber kolagen tebal yang tersusun teratur dengan pola yang geometris sesuai arah tekanan yang diterimanya dan mengandung sangat sedikit fiber elastin. Contohnya adalah ligamen atau tendon otot.
Jaringan suportif (specialized) akan dibahas khusus pada beberapa bagian buku ini. Jaringan suportif antara lain jaringan tulang rawan (kartilago), tulang keras (osteum), otot rangka atau skeletal, otot polos, otot jantung (miokardium), dan saraf (neuron), juga termasuk sel kekebalan tubuh yang bergerak bebas di dalam jaringan konektif atau disebut sel migran (lawan dari sel residen), seperti makrofag, limfosit, sel mast, dan granulosit (disebut juga leukosit polimorfonuklear).
Demikian telah dijelaskan mengenai sel dan jaringan. Dapat dilihat bahwa jaringan epitel sangat mendominasi fungsi organ-organ tubuh manusia. Jaringan epitel ini diikatkan dan diberi bentuk oleh jaringan konektif dan beberapa jaringan suportif. Fungsinya juga didukung oleh beberapa jaringan suportif. Sedangkan sistem organ, misalkan sistem pernafasan, terdiri atas beberapa organ dari hidung hingga paru. Penjelasan mengenai organ dan sistem organ akan dibahas lebih lanjut pada bab-bab berikutnya.

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates